Thursday, January 25, 2007

Warga Cikoleang tak Ada yang Berani Keluar RumahSuasananya Mencekam Mirip Daerah Operasi Militer

Rabu, 24 Januari 2007

BOGOR, (PR).-Suasana Kampung Cikoleang Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, Selasa (23/1) masih mencekam menyusul terjadinya bentrokan antara ratusan warga dengan anggota TNI AU yang mengakibatkan jatuhnya korban luka dari kedua belah pihak, Senin (22/1).

Dari pemantauan "PR", sejak terjadinya bentrokan tidak ada seorang pun warga yang berani keluar rumah. Apalagi malam harinya sekira pukul 19.00 WIB, puluhan aparat TNI AU sempat melakukan sweeping ke beberapa rumah warga untuk mencari warga yang dianggap sebagai dalang penggerak aksi pendudukan lahan dan penyerangan.

"Tadi malam puluhan anggota TNI AU mendatangi rumah milik warga dan mereka secara paksa mencari warga yang ikut melakukan aksi demo. Ada sebagian warga yang dibawa secara paksa oleh mereka," ujar Heny (28) salah seorang warga RT 01/5 Kampung Cikoleang Desa Sukamulya.

Kedatangan puluhan anggota TNI AU ke Cikoleang untuk mencari warga yang diduga terlibat aksi demo tersebut dibenarkan Kepala Desa Sukamulya Supandi. Menurut dia, malam hari setelah kejadian bentrokan sedikitnya ada tujuh truk TNI AU masuk ke perkampungan dan mencari warga yang ikut demo.

"Semalam suasana di perkampungan ini mirip daerah operasi militer (DOM) di Aceh," kata Supandi kepada sejumlah wartawan yang menemuinya.

Dikemukakan, ada tiga warga yang mengamankan diri di Polsek Rumpin, Ilham (30) yang mengalami luka di dagunya akibat hantaman benda tumpul, H. Amir (50) dan Cece (35).
Mereka mengaku masih trauma dengan kejadian semalam. Bahkan mereka tidak berani pulang ke rumah karena takut didatangi oleh anggota TNI AU lagi. "Saat itu, saya langsung ditarik keluar rumah dan malam itu merasa sangat ngeri," ujar Amir.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Rahmat Yasin menyayangkan terjadinya bentrokan antara pihak TNI AU dengan warga di Desa Sukamulya tersebut. Menurut dia bentrokan seharusnya tidak terjadi apabila kedua belah pihak bisa menahan diri. Supaya tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan, menurut Rahmat lahan yang saat ini dijadikan sengketa antara TNI AU dengan warga harus di-status quo-kan.

"Sebelum persoalan kepemilikan tuntas, maka status lahan yang disengketakan harus status quo. Dan untuk mencari penyelesaiannya kami akan meminta pihak Departemen Pertahanan, DPR RI dan Panglima TNI untk turun tangan menyelesaikan persoalan ini," ujar Rahmat Yasin yang dihubungi, Selasa (23/1).

Secara terpisah, pihak Lanud Atang Sanjaya (ATS) menyangsikan kabar yang menyebutkan adanya dua warga yang mengalami luka tembak saat terjadi bentrokan antara anggotanya dengan warga di lokasi pembangunan water training.

Menurut Kepala Penerangan Lanud ATS, Kapten Ali Umri Lubis, semua anggota yang ditugaskan untuk membubarkan massa yang menduduki lokasi pembangunan water training hanya dibekali peluru hampa dan sama sekali tidak membawa peluru tajam.

"Untuk menyebutkan apakah luka yang dialami oleh seseorang itu disebabkan akibat peluru tidak bisa sembarangan tapi harus melalui pemeriksaan. Hanya dokter atau petugas medis saja yang berhak membuat kesimpulan tersebut," ujar Lubis yang dihubungi melalui pesawat telefon, Selasa (23/1).

Lubis juga menyayangkan pemberitaan di sejumlah media massa yang menyebutkan kalau pihaknya melakukan penyerangan bahkan perusakan dan penjarahan terhadap tempat tinggal warga apalagi dengan menggunakan senjata tajam. (A-104)***

Rabu, 24 Januari 2007
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/012007/24/0305.htm

No comments: