Thursday, January 25, 2007

Situasi Rumpin Mencekam Paska Insiden Tertembaknya Warga

Selasa, 23 Januari 2007 22:32:00
Cibinong-RoL--Situasi Kampung Cibitung, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, sampai Selasa malam, masih sepi dan mencekam, setelah terjadinya kerusuhan antara TNI-AU dan warga setempat, yang menimbulkan korban di kalangan warga akibat tertembak.

Sejumlah warga laki-lakl yang pada Minggu dan Senin (21-22/1) melakukan unjuk rasa menolak proyek pembuatan "water training" oleh TNI AU di desa mereka, ada yang mengungsi, karena merasa ketakutan. Sedangkan, warga perempuan dan anak-anak lebih banyak memilih berada di dalam rumah mereka masing-masing.

Sementara itu, tiga dari empat warga yang menjadi korban kerusuhan, sampai Selasa malam, masih dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) As-Sobirin, Serpong.

Mereka adalah, Asep (40 tahun) tertembak di peluru karet bagian leher, Usup (45 tahun) luka di bagian kepala kena pukulan gagang senapan, serta Rosita (14 tahun) pelajar kelas 2 SMP yang tangan kanannya patah setelah dianiaya.

Sedangkan, Ilham (28) yang luka di bagian wajahnya, bisa berobat jalan.

Camat Rumpin Dace Supriyadi kepada ANTARA menyatakan, situasi di Kampung Cibitung, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, sepanjang Selasa, sepi dan mencekam.

"Warga laki-laki yang kemarin melakukan unjukrasa memilih mengungsi, karena takut. Sedangkan, warga perempuan dan anak-anak memilih berada di dalam rumah," katanya.

Seorang aktivis pemuda Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, M Soleh menyatakan, dia belum mengetahui bagaimana situasi kampungnya setelah kerusuhan.

"Sepanjang hari ini hujan, saya belum keluar rumah. Jadi, saya belum tahu bagaimana situasi di luar," katanya.

Namun dari rumahnya, Soleh melihat, masih ada kendaraan truk militer bermuatan sejumlah anggota TNI-AU yang lalu-lalang di Desa Sukamulya.

Menurut Dace Supriyadi, setelah terjadi kerusuhan, pada Senin (22/1) malam, Kapolwil Bogor Kombes Sukrawardi Dahlan dan Kapolres Bogor AKBP Irlan mengunjungi Desa Sukamulya.

Kapolwil dan Kapolres kemudian melakukan diskusi dengan Muspika Kecamatan Rumpin dan tokoh masyarakat di Kantor Kecamatan Rumpin.

Dari diskusi tersebut, menurut dia, kedua belah pihak, baik TNI-AU maupun warga masyarakat diminta untuk bisa menahan diri dan segera mencari penyelesaian.

"Warga bisa mematuhi permintaan Kapolwil untuk tidak melakukan aksi unjukrasa selama persoalan ini diproses," katanya.

Dalam diskusi tersebut, katanya, warga juga meminta agar Kapolwil juga bisa menghentikan kegiatan TNI-AU. "Tapi, tampaknya TNI-AU sulit dihentikan. Alasannya, menjalankan proyek dari pusat," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, katanya, warga juga menyatakan akan menempuh jalur hukum atas tindakan TNI-AU terhadap warga setempat. Selain itu, warga juga akan memintya bantuan DPRD Kabupaten Bogor, untuk mengadukan persoalan ini ke DPR-RI.

"Warga minta agar DPR-RI bisa memanggil Panglima TNI dan Menteri Pertahanan untuk menyelesaikan persoalan di Rumpin," katanya.

Sementara itu, Soleh minta, agar Pemkab Bogor segera bertindak untuk menyikapi persoalan Rumpin, yang menimbulkan korban luka-luka di kalangan warga.

"Kami meminta agar Pemkab segera bersikap, jangan diam saja. Kasihan warga yang menghadapi tindakan TNI-AU," katanya.

Ia minta agar Bupati Bogor, Agus Utara Effendi segera melakukan klarifikasi terhadap status tanah di Rumpin guna mengetahui siapa sebenarnya yang paling berhak atas tanah tersebut.

"Karena TNI-AU ternyata tidak hanya membuat `water training`, tapi juga akan menguasai sebagain tanah di Desa Sukamulya," katanya. antara/pur

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=279915&kat_id=23

No comments: