Thursday, January 25, 2007

TNI AU Bantah Tembak Warga Cibitung

SUARA PEMBARUAN DAILY


[BOGOR] TNI Angkatan Udara (AU) Atang Senjaya Bogor, membantah telah menembak warga Desa Cibitung, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, dalam peristiwa bentrok fisik dengan ratusan warga setempat, yang dipicu sengketa lahan seluas 1.000 hektare. Meski membantah, TNI AU tetap menunggu hasil visum terhadap korban penembakan itu untuk ditindaklanjuti kasusnya.

Menurut Kapten Sus Ali Umri Lubis, juru penerangan TNI AU Atang Senjaya di Bogor, Selasa (23/1) dalam aksi penghadangan warga Desa Cibitung itu pada Senin (22/1) lalu, pihak aparat TNI AU hanya memberikan tembakan peringatan ke udara dengan menggunakan peluru hampa. Hal itu pun dilakukan karena aparat sudah terdesak oleh ratusan warga Cibitung yang membawa bambu runcing dan batu.

Buntut penyerangan ratusan warga terhadap proyek pembangunan tempat latihan di air (water training), milik TNI AU, di desa itu, kini enam warga yang diduga sebagai provoktor diamankan di Polsek Rumpin. Suasana desa tersebut, Selasa tampak lengang, warga tidak banyak beraktivitas. "Kami sudah menahan diri dan berusaha kondusif, tetapi warga terus menyerang kami. Ada yang melempar batu, membawa bambu runcing, tombak, dan senjata lainnya. Karena terdesak, kami membela diri sesuai protap," ujar Kapten Lubis.

Bentrokan antara warga dengan anggota TNI AU berawal ketika traktor datang ke lokasi pembangunan water training sekitar pukul 14.00 WIB. Satu jam kemudian, warga mulai berkumpul di dekat proyek itu, jumlahnya ratusan orang. Anggota TNI AU yang berseragam, lengkap dengan senjata dan peluru hampa, sudah berjaga-jaga. Sekitar pukul 16.00, warga mulai merangsek ke lokasi proyek.

Melihat kondisi ini, Pasukan Antihuru-Hara yang dilengkapi tameng, mengadang. Warga mulai melempari tentara, tercatat enam tameng rusak. Bahkan, seorang perwira kena lempar batu besar pada mulutnya, mengakibatnya beberapa giginya rontok. Hantaman batu juga kena kepalanya.

Tentara mulai terdesak, sesuai protap akhirnya mereka memberikan tembakan peringatan. Warga mulai kocar-kacir berlarian takut kena tembak.

Di lokasi bentrokan, ditemukan puluhan bambu runcing, tombak, puluhan ketapel, dan sejumlah batu. Menurut Lubis, water training dibangun sekitar pertengahan tahun 2006 lalu. Di kompleks itu, dibangun fasilitas latihan untuk meningkatkan kemampuan anggota TNI AU, terutama di air. Luas tanah hibah 100 hektare, namun yang akan dibangun hanya 10 hektare, "Jadi tidak benar akan dibangun seluas 1.000 hektare," tegasnya.

Lubis juga menolak tuduhan pembangunan water training yang ditentang warga sebagai upaya menutupi lokasi galian pasir. Ia menyebutkan, rencana pembangunan fasilitas latihan ini sudah disetujui oleh Markas Besar TNI AU.

Hanya saja, saat pelaksanaan pembangunan ada sejumlah orang yang memprovokasi warga untuk menentang pembangunan ini.

Sebelumnya, pada pertengahan Desember 2006, ratusan warga Desa Cibitung mengadukan nasibnya ke DPRD Kabupaten Bogor. DPRD menindaklanjuti dengan mendatangi Mabes TNI AU di Jakarta. Namun, para wakil rakyat itu, tidak mendapat jawaban yang memuaskan. [126]
Last modified: 23/1/07
http://suarapembaruan.com/News/2007/01/24/index.html

No comments: