Thursday, January 25, 2007

PertanahanPetani Mengadu Lahan Diserobot TNI AU

Senin, 18 Desember 2006

Bogor, Kompas - Sekitar 60 petani dari Cisauk, Kabupaten Tangerang, dan Rumpin, Kabupaten Bogor, mendatangi Kantor Kepolisian Resor Bogor dan Markas Detasemen Polisi Militer III/1 Bogor, Sabtu (16/12). Para pemilik girik tegalan atau sawah di Desa Sukamulya, Rumpin, itu mengadu lahan mereka dirusak dan diserobot TNI AU.

Di Polres Bogor mereka ditemui Wakil Kepala Polres Komisaris Asep Safrudin serta Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Ajun Komisaris Syahroni. Sementara di Denpom Bogor mereka ditemui perwira piket Pembantu Letnan Dua Widiyanto dan bintara intelijen Sersan Kepala Dadan.

Dalam pengaduannya, petani mengaku bingung harus ke mana lagi meminta pertolongan. Menurut mereka, semua jalur sudah ditempuh mulai dari mengadu ke kepala desa, camat, bupati, DPRD Kabupaten Bogor, hingga Departemen Pertahanan. Namun hasilnya tetap tidak jelas.

"Jawaban yang kami terima, selalu meminta agar kami menyelesaikan persoalan ini sesuai dengan hukum yang berlaku. Kami diminta bersabar dan mematuhi hukum. Kami dilarang melakukan kekerasan atau bergesekan dengan TNI AU di lokasi. Padahal tegalan dan sawah kami diserobot dan dirusak pasukan TNI AU di Rumpin," kata Darmanto, pemilik lahan seluas 3.000 meter persegi dan menjadi juru bicara petani.

TNI AU sejak awal November lalu melakukan pengerukan dan penimbunan lahan di Sukamulya. Menurut Komandan Pangkalan Udara Atang Sandjaja, Bogor, Marsekal Pertama TNI Ignatius Basuki, di desa itu akan dibangun Markas Komando Detasemen Bravo Paskhas TNI AU serta fasilitas latihan, di lahan seluas 54 hektar. Basuki meminta masyarakat agar tidak mengganggu proyek pembangunan itu.

Menurut Darmanto, pihaknya bersama kepala desa dan camat sampai saat ini sudah berupaya menenangkan masyarakat untuk tidak bertindak anarki terhadap pelaksanaan proyek TNI AU itu.

Menanggapi pengaduan petani, Asep Safrudin hanya bisa mengibau mereka agar tidak berbuat anarki dan bersabar.

Adapun Widiyanto mengatakan, pengaduan petani ke Denpom Bogor salah alamat karena mereka bermasalah dengan TNI AU, bukan TNI AD. (rts)

No comments: